MARILAH BESEDEQAH SEBELUM TERLAMBAT

"Dan infakkanlah sebahagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesal), Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)kedatangan ajal matiku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedeqah dan aku akan termasuk orang - orang yang soleh" (Surah Al Munafiqun:10)

INGIN MENYUMBANG

Ingin menyumbang moga menjadi bekal di akhirat,
BIMB, BAITUL HUSNA BUKIT SEKILAU 06082010001642.

Moga Allah memberi lebih keberkatan kepada rezeki dan hidup kita.

ALAMAT :ANJUNG SEKILAU, JALAN BUKIT SEKILAU 2, 25200 KUANTAN, PAHANG DARUL MAKMUR.

SILA HUBUNGI TALIAN 016-2327061 ATAU 014-6080510 ATAU 016-9332779
Showing posts with label pendusta agama. Show all posts
Showing posts with label pendusta agama. Show all posts

Tuesday, April 6, 2010

Tafsir Surah Al-Ma’un : Pembelaan Atas Kaum Tertindas

Surah Al-Ma’un.  Memang surat pendek ini penuh makna dan memposisikan kaum teraniaya, tidak berdaya (dari segi harta) untuk mendapatkan tempat dan perhatian yang sungguh-sungguh dari ummat yang mengaku beragama. Di mata surat ini, pendusta agama adalah orang yang menghardik anak yatim dan tidak mengajurkan memberi makan orang miskin.  Pernyataan Allah yang begitu tegasnya untuk menegasi bahwa kekurangan perhatian pada orang-orang “tak berdaya” dan membiarkan orang miskin berada dalam kemiskinan adalah PENDUSTA AGAMA. 
Maka celakalah buat orang-orang yang shalat, yang lalai dalam shalatnya, berbuat riya dan enggan menolong dengan barang yang berguna.
Beragama dalam surah Al-Ma’un tidak hanya kesalehan dan ketakwaan.  Beragama dan melakukan amalan ritual-ritual agama tidak menjadikan seseorang boleh dipercaya dan membawa amanah.  Wacana besar yang dibawa surah ini menunjukkan bahwa dikalangan orang beragama itu “ada pendusta agama”.  Orang yang rajin ke Mekah dan bersolat pun boleh menjadi pendusta agama.  Ritual agama yang dilakukannya merupakan manipulasi semata untuk mengkhianati agama .
Surah Al-Ma’un ini menekankan, betapa pentingnya keterlibatan sosial dan pembelaan sosial kepada masyarakat miskin, minoriti, dan pentingya membela ketidakadilan dan menjustifikasi gerakan-gerakan sosial.  Jelas sekali bahwa surat ini memberikan petunjuk bahwa amalan kerohanian tidak bermakna tanpa amalan sosial.